.Crop Circle di Yogyakarta
di Berbah, Sleman
.Crop Circle di Berbagai Belahan Dunia
Berbah, Sleman
Selasa, 25 Januari 2011
Crop Circle (Mistery of Crop Circle)
Di Inggris, Canada, Amerika, Australia dan Jepang, banyak ditemukan fenomena crop circle. Fenomena ini biasanya muncul di musim panas saat ladang pertanian ditumbuhi dengan tanaman. Dan keunikan fenomena ini adalah terbentuknya lingkaran-lingkaran aneh atau bentuk geometri di ladang pertanian tersebut. Bentuk geometri itu kadang berupa lingkaran-lingkaran atau bisa juga berbentuk rangkaian gambar yang unik, yang menunjukkan bahwa pembuatnya adalam makhluk yang cerdas. Tapi, crop circle ini bukan dibuat oleh manusia berdasarkan berbagai bukti yang telah diselidiki oleh para ilmuwan Crop circle banyak dijumpai di Inggris selatan. Banyak yang mengkaitkan crop circle ini dengan kegiatan spiritual karena rangkaian bentuk geomtri yang terbentuk di ladang pertanian itu (gambar-gambar itu terbentuk dengan tanaman yang rebah / roboh). Menurut informasi yang ada, kemunculan fenomena crop circle ini sering disertai juga dengan pemunculan ufo yang berbentuk bola cahaya.
perhatian dan penelitian dari kalangan ilmuwan, dan hingga kini belum ada kesimpulan atas sebab terjadinya fenomena tersebut, saat ini terdapat 5 versi utama.
Gambar lain dari crop circle
Sebuah video yang berhasil merekam proses terjadinya sebuah crop circle (di oliver’s castle tahun 1996, lihat foto atas) menunjukkan bahwa sebuah crop circle terbentuk dalam waktu hanya sekitar 20 detik saja. Padahal besarnya mencapai puluhan meter. Fenomena ini bahkan diperkirakan telah muncul sejak ratusan tahun lalu. Sebuah ukiran pahatan kayu dari abad 17 yang dinamakan “Mowing Devil” menunjukkan ada makhluk yang dipercaya adalah setan, membuat kerusakan berupa lingkaran di ladang pertanian. Banyak peneliti ufo yang mengabaikan fenomena crop circle, padahal sebenarnya bisa menjadi salah satu bukti tentang keberadaan makhluk cerdas selain manusia.Masih ada hubungannya dengan artikel Crop Circle sebelumnya.Kali ini kita akan membicarakan mengenai berbagai macam spekulasi-spekulasi dan pandangan banyak orang mengenai terjadinya fenomena ini.
Crop Circle merupakan fenomena alam penuh misteri yang sampai saat ini paling sering di jumpai.Sudah hampir 350 tahun semenjak kemunculannya pertamakali di Inggris pada tahun 1647, sampai sekarang belum ada jawaban yang pasti bagaimana cara mereka terbentuk.
Crop circle sendiri adalah lingkaran aneh yang sering terbentuk diatas ladang gandum (biasanya pada musim semi dan panas) , uniknya lingkaran-lingkaran yang bentuknya sangat sempurna dan memiliki tingkat kerapian dan ketelitian yang tinggi tersebut terbentuk dalam waktu sekejap saja.Lingaran-lingkaran pada crop circle biasanya terbentuk dengan dimensi yang lebar dan besar. Crop Circle banyak muncul di daerah pertanian gandum Amerika,Inggris,Rusia,Australia,dan sebagian Asia.Namun sebagian besar banyak ditemui di Inggris terutama di Kota Winchester.Yang menarik dari Crop Circle adalah macam-macam bentuk dari lingkarannya,bahkan penampakannya tidak hanya berupa lingkaran saja,namun sempat beberapa kali Crop Circle membentuk citra makluk hidup seperti kalajengking,bunga matahari,Lebah,dll.
Kemunculannya di Rusia beberapa tahun yang lalu sangatlah menakjubkan,dimana mereka bermunculan silih berganti.Masyarakat sekitar yang melihatnya sungguh tidak mengerti, bagaimana cara mereka bisa terbentuk secepat itu.dalam kurun semalam saja,sekitar 6-7 crop circle dengan ukuran yang besar telah terbentuk dihamparan ladang gandum mereka.Yang membuat mereka semakin berdecak kagum adalah macam-macam bentuk dari crop circle itu sendiri,ada yang membentuk citra bunga matahari yang luar biasa indahnya. Sampai saat ini,banyak spekulasi dan pandangan mengenai peroses terbentuknya Crop Circle.Ada yang beranggapan fenomena tersebut memang dibuat oleh manusia,tapi ada pula yang beranggapan murni dari proses gejala alam.
Lingkaran aneh nan misterius di ladang gandum adalah fokus yang selalu menarik
perhatian dan penelitian dari kalangan ilmuwan, dan hingga kini belum ada kesimpulan atas sebab terjadinya fenomena tersebut, saat ini terdapat 5 versi utama.
1.Perbuatan manusia
Cukup banyak yang beranggapan, bahwa apa yang disebut lingkaran ladang gandum itu tidak lebih dari perbuatan iseng seseorang. Menurut ilmuwan Anderro dari Inggris yang telah menyelidiki sekaligus meneliti fenomena tersebut selama 17 tahun lamanya, bahwa ada sekitar 80% lingkaran ladang gandum itu merupakan buatan manusia. Seorang warga Inggris pernah menuturkan kepada media massa, bahwa dia dan beberapa temannya adalah pembuat lingkaran ladang gandum di London, Inggris. Sebelumnya mereka telah mempersiapkan gambar desain, ketika gandum di ladang hampir matang, dengan sebuah paku panjang dipantakkan di ladang gandum, dan paku itu dijadikan sebagai pusatnya, selanjutnya, melingkari permukaan tanah dengan tali, lalu muncullah sebuah lingkaran ladang gandum. Masalahnya, apakah mungkin dia dapat membuat lingkaran tersebut dalam satu malam tanpa alat bantu yang memadai? lalu tujuan membuatnya untuk apa?
2.Medan magnet
Sebagian lingkaran aneh tersebut telah dikesampingkan kemungkinannya terjadi karena ulah manusia. Sebab struktur gambar mereka (lingkaran aneh) yang rumit, ukurannya yang besar, desain yang indah, sama sekali bukan hasil buatan manusia yang dapat dikerjakan dalam waktu semalam. Meskipun Anderro bersikeras mengatakan bahwa 80% lingkaran ladang gandum itu adalah buatan manusia, namun, dia juga yakin, bahwa 20% sisanya adalah pembentukan alami karena efek medan magnet bumi. Dalam medan magnet terdapat suatu daya gerak yang gaib, dapat menghasilkan suatu arus listrik, sehingga tanaman berbaring dataran di atas permukaan tanah
Ahli terkait asal AS yakni Jeffery Walson telah meneliti 130 lebih lingkaran ladang gandum, dan didapati bahwa 90 % disekitar lingkaran aneh tersebut terdapat transformator yang berhubungan dengan kabel tegangan tinggi. Di bawah panjang garis keliling sepanjang 270 meter tersebut terdapat sebuah kolam, oleh karena di-airi, maka ion yang dikeluarkan tanah dari bagian dasar ladang gandum dapat menghasilkan elektrik negatif, sedangkan transformator yang dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi menghasilkan elekrik positif. Setelah elektrik negatif dan positif bersentuhan dapat menghasilkan energi magnet listrik, selanjutnya merobohkan gandum lalu membentuk lingkaran aneh. Namun demikian mereka belum bisa memberikan seluruh jawaban dari pertanyaan bagaimana bentuk – bentukaneh itu dapat terbentuk? Apakah mungkin energi dapat berbentuk bunga atau kelajengking?
3.Angin Tornado
Menurut fisikawan dari Universitas Michigan, AS yakni Dr.Delon Smith, bahwa perubahan musim panas tidak menentu, angin tornado adalah sebab utama yang menyebabkan lingkaran aneh itu. Melalui risetnya dia mendapati, bahwa sejumlah besar lingkaran aneh di ladang gandum yang muncul di sisi gunung atau daerah yang berjarak 60-70 km dari gunung, dimana tempat seperti ini adalah tempat yang mudah sekali membentuk angin tornado. Tapi apakah angin tornado dapat membuat lingkaran dengan ketelitian tertentu tersebut?
4. Buatan makhluk luar angkasa
Banyak yang meyakini, bahwa sebagian besar lingkaran aneh di ladang gandum terbentuk dalam waktu satu malam, besar kemungkinan adalah hasil karya makhluk luar angkasa. Sejak 1990, fotografer Alexander mengatakan, dia melihat cahaya yang ganjil di ladang gandum, cahaya itu terbang kesana-kemari di antara kedua lingkaran aneh. Keberadaan alien di perut bebek liar di San Franscisco AS barangkali memperkuat dugaan ini.
5.Heterodoxy (pandangan sumbang)
Sejumlah orang percaya, bahwa di balik lingkaran ladang gandum terdapat berbagai macam kekuatan gaib, sama seperti Segi Tiga Bermuda. Menurut dugaan ini, ada yang lantas menyebut lingkaran aneh itu sebagai pemberitahuan bencana, agar supaya menyebarkan pandangan sumbang yang meyimpang dari ajaran ortodoks.
Mengapa lingakaran aneh tersebut kerap muncul disitu? Dan kini, lingkaran itu pernah muncul di ladang bunga matahari, Rusia, lantas kenapa bisa demikian? Mungkin kita hanya dapat menunggu ilmuwan untuk menyingkapnya lebih lanjut.
Avebury Trusloe, nr Beckhampton, Wiltshire. Reported 30th June 2006
Gambar lain dari crop circle
Minggu, 23 Januari 2011
CERITA RAKYAT DARI YOGYAKARTA Asal Mula Kanjeng Kyai Plered
Dahulu kala, ada seorang tumenggung bernama Wilatikta. Sang tumenggung mempunyai dua orang anak bernama Raden Sahid dan Rasa Wulan. Ketika kedua orang anaknya itu telah menginjak dewasa, Tumenggung Wilatikta memanggil mereka berdua. Kepada anak laki-lakinya, Tumenggung Wilatikta berkata, “Sahid, kau sekarang sudah dewasa, nak.
Ayahmu telah tua. Kaulah yang harus menggantikan kedudukan ayahmu menjadi tumenggung,bila ayah sudah tidak mampu melaksanakannya. Untuk itu, aku dan ibumu mengharapkan agar engkau segera beristeri, Sahid. Kawinlah sebelum engkau menggantikan kedudukanku menjadi tumenggung. Katakanlah, gadis mana yang cocok dengan pilihanmu. Nanti akulah yang akan melamarkan untukmu.” Mendengar kata-kata ayahnya itu, merenunglah Raden Sahid. Sebenarnya dia belum memiliki rencana untuk beristeri. Di dalam hati dia menolak suruhan ayahnya untuk beristeri, tetapi akan menolaknya secara terus terang, dia tidak memiliki keberanian, khawatir akan membuat sedih hati ayah dan ibunya. Beberapa saat lamanya Raden Sahid diam saja, dalam kebimbangan. “Mengapa engkau diam saja, Sahid?” kata Tumenggung Wilatikta.“Apakah kau menolah suruhanku?” “Ampun ayahanda,” kata Raden Sahid dengan hormatnya. “Sama sekali saya tidak bermaksud menolak perintah ayahanda.” “Tetapi, mengapa engkau diam saja?” kata Tumenggung Wiltaikta. “Mengapa engkau tidak segera menjawab?”. “Ampun, ayahanda,” kata Raden Sahid. “Soal isteri, hamba tak dapat melaksanakannya dengan segera.”“Jadi engkau menolak perintah ayahmu!” Tumenggung Wilatikta membentak. “Bukan begitu, ayahanda,” kata Raden Sahid. “Sampai saat ini hamba masih dalam taraf menimbang-nimbang, gadis mana yang cocok untuk menjadi menantu ayahanda.” “Baiklah kalau begitu,” kata Tumenggung Wilatikta. “Pertimbangkanlah masak-masak. Dan hati-hatilah kau memilih calon jodohmu.”
Sesudah itu Raden Sahid lalu diperkenankan mundur dari hadapan Sang Tumenggung. Selanjutnya, kepada anak perempuannya, yaitu Rasa Wulan, Tumenggung Wilatikta juga menyuruh agar segera mempersiapkan diri untuk menerima lamaran orang lain. Rasa Wulan tanpa membantah menyanggupi suruhan ayahnya, lalu minta diri mundur dari hadapan ayahandanya.
Malam harinya, Raden Sahid senantiasa gelisah. Sampai larut malam dia tak dapat tidur. Sedih hatinya, mengingat suruhan ayahnya untuk segera beristeri, padahal sama sekali belum punya niat untuk itu. “Aku harus pergi dari sini, untuk menghindari paksaan ayah.” Begitu pikir Raden Sahid. Dengan tekad demikian, maka pada waktu larut malam, ketika seisi ketumenggungan sedang lelap beristirahat (tidur), diam-diam Raden Sahid keluar dari dalam kamarnya, lalu pergi.
Pagi harinya, Rasa Wulan mengetahui bahwa Raden Sahid tidak ada di kamarnya. Dia khawatir, jangan-jangan kakaknya itu minggat. Dengan harap-harap cemas Rasa Wulan mencari kakaknya kemana-mana. Setelah tidak berhasil menemukannya meski sudah mencarinya ke berbagai tempat, maka yakinlah Rasa Wulan, bahwa kakaknya telah meninggalkan rumah. Dia mengetahui alasannya mengapa sang kakak pergi, tidak lain ialah agar terhindar dari paksaan ayahnya untuk beristeri.
“Mengapa dia tidak mengajak aku,” kata Rasa Wulan dalam hati. “Aku juga bermaksud pergi dari sini, supaya terhindar dari paksaan ayah untuk segera bersuami.” Kemudian Rasa Wulan masuk ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian. Setelah itu ia pun pergi menyusul kakaknya.
Malam harinya barulah orang-orang seisi rumah ketumenggungan mengetahui, bahwa Raden Sahid dan Rasa Wulan pergi tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mendengar laporan bahwa kedua orang anaknya pergi, terkejutlah Tumenggung Wilatikta. Cepat-cepat ia menyebar bawahannya ke berbagai tempat, namun tidak berhasil menemukan Raden Sahid dan Rasa Wulan. Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun dilakukan pelacakan, tetapi usaha untuk menemukan kedua orang anak Tumenggung Wilatikta itu tidak menemukan hasil.
Bertahun-tahun Raden Sahid mengembara, mengalami pahit dan getirnya penderitaan, serta menghadapi berbagai macam cobaan, sehingga di kemudian hari ia dikenal sebagai seorang wali yang sangat mashur, bernama Kanjeng Sunan Kalijaga.
Adapun Rasa Wulan, di dalam pengembaraannya mencari Raden Sahid, setelah bertahun-tahun tidak berhasil menemukan kakaknya itu, akhirnya dia bertapa di tengah hutan Glagahwangi.Di hutan itu Rasa Wulan bertapa ngidang 1.
Di dalam hutan itu ada sebuah danau bernama Sendhang Beji. Tepat di tepi danau itu tumbuhlah sebatang pohon yang besar dan rindang. Batang pohon itu condong dan menaungi permukaan danau. Pada salah satu cabang yang menjorok ke atas permukaan air danau Sendhang Beji itu, ada orang yang sedang bertapa. Orang itu bernama Syekh Maulana Mahgribi. Pada cabang pohon besar itu, Syekh Maulana Mahgribi bertapa ngalong2.
Pada suatu siang yang cerah, datanglah Rasa Wulan ke Sendhang Beji itu untuk mandi, karena matahari memancarkan sinarnya yang sangat terik. Perlahan-lahan Rasa Wulan menghampiri Sendhang Beji yang airnya jernih dan segar. Sama sekali ia tidak tahu bahwa di atas permukaan air sendhang itu ada seorang laki-laki yang sedang bertapa. Karena mengira tak ada orang lain kecuali dia sendiri di tempat itu, maka dengan tenang dan tanpa malu-malu Rasa Wulan membuka seluruh pakaian penutup tubuhnya. Dalam keadaan telanjang bulat, dengan perlahan-lahan Rasa Wulan berjalan menghampiri danau. Dengan tenangnya dia mandi di Sendhang Beji itu. Kesejukan air danau itu membuat kesegaran yang terasa sangat nyaman pada tubuhnya.
Sementara itu, Syekh Maulana Mahgribi yang sedang bertapa tepat di atas air danau tempat Rasa Wulan mandi, memandang kemolekan tubuh Rasa Wulan dengan penuh pesona. Melihat kecantikan wajah dan kemontokan tubuh Rasa Wulan yang sedang mandi tepat di bawahnya, bangkitlah birahi Syekh Maulana Mahgribi. Meneteslah air mani Syekh Maulana Mahgribi, jatuh tepat pada tempat Rasa Wulan mandi.
Karena peristiwa itu, maka hamillah Rasa Wulan. Rasa Wulan tahu, bahwa orang laki-laki yang bergantungan pada cabang pohon di atas danau itulah yang menyebabkan kehamilannya. “Mengapa kau berbuat demikian?” Rasa Wulan memprotes, dengan menunjuk-nunjuk ke arah Syekh Maulana Mahgribi. “Mengapa engkau menghamiliki?”. Menerima dampratan demikian itu, Syekh Maulana Mahgribi diam saja, seakan-akan sama sekali tidak mendengar apa-apa.“Kamulah yang menghamiliki”, kata Rasa Wulan. “Kamu harus mempertanggung-jawabkan perbuatanmu.” “Mengapa kau menuduhku”, tanya Syekh Maulana Mahgribi.“Lihat! Aku hamil”, kata Rasa Wulan. “Dan kamulah yang menghamili.”“Kamu yakin bahwa aku yang menyebabkan kamu hamil?” tanya Syekh Maulana Mahgribi. “Ya. Aku yakin”, kata Rasa Wulan. “Aku yakin bahwa kamulah yang menyebabkan aku hamil.”
“Mengapa?” tanya Syekh Maulana Mahgribi. “Mengapa aku yang kau tuduh menghamili kamu?” “Di tempat ini tidak ada orang laki-laki lain kecuali kamu,” kata Rasa Wulan. “Maka kamulah yang kutuduh menghamiliku.”
Untuk menghindarkan diri dari tuduhan itu, maka Syekh Maulana Mahgribi lalu mencabut kemaluannya. Kemudian ia menyingkapkan sarungnya dan menunjukkan kepada Rasa Wulan bahwa dia tidak punya kemaluan, berkatalah Syekh Maulana Mahgribi, “Lihatlah, aku bukan laki-laki. Mana mungkin aku menghamilimu.” “Bagaimana pun, aku tetap menuduh bahwa kamulah yang menghamili diriku” kata Rasa Wulan. “Maka kamu harus bertanggung jawab terhadap kehidupan bayi yang kukandung ini.” “Aku harus bertanggung-jawab?” tanya Syekh Maulana Mahgribi. “Ya. Kamu harus bertanggung-jawab,” kata Rasa Wulan. “Kamulah yang harus mengasuh dan memelihara anak ini kelak setelah lahir.”
Syekh Maulana Mahgribi tidak lagi dapat mengelak. Setelah anak yang dikandung oleh Rasa Wulan itu lahir, lalu diserahkan kepada Syekh Maulana Mahgribi. Kandungan Rasa Wulan, yang setelah lahir diserahkan kepada Maulana Mahgribi, diberi nama Kidangtelangkas. Keturunan Kidangtelangkas itu kelak secara turun-temurun menjadi raja di tanah Jawa.
Namun terjadi suatu keajaiban. Kemaluan Syekh Maulana Mahgribi yang dicabut itu berubah wujud menjadi sebilah mata tombak. Tombak yang terjadi dari kemaluan Syekh Maulana Mahgribi itu, akhirnya menjadi “sipat kandel” (senjata andalan) raja-raja Jawa. Tombak itu dinamakan Kanjeng Kyai Plered.
Secara turun-temurun tombak Kanjeng Kyai Plered itu diwariskan kepada raja-raja yang bertahta. Pada waktu Dhanang Sutawijaya berperang tanding melawan Arya Penangsang, Dhanang Sutawijaya dipersenjatai tombak Kyai Plered, dan dengan senjata andalan itu pula Sutawijaa berhasil membunuh Arya Penangsang. Selanjutnya Dhanang Sutawijaya menjadi Raja Mataram, dan Kanjeng Kyai Plered merupakan senjata pusaka kerajaan Mataram. Saat ini tombak Kanjeng Kyai Plered itu menjadi senjata pusaka di Keraton Yogyakarta.
Sumber:Suwondo, Bambang. 1981. Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1 “Ngidang” berarti seperti kijang. Tapa ngidang artinya bertapa seperti kijang, hidup bersama-sama kawanan kijang dan mengerjakan apa yang dikerjakan oleh kijang, termasuk makan makanan yang biasa dimakan oleh kijang. 2 Tapa ngalong berarti bertapa seperti kalong, bergantungan pada cabang pohon.
Ayahmu telah tua. Kaulah yang harus menggantikan kedudukan ayahmu menjadi tumenggung,bila ayah sudah tidak mampu melaksanakannya. Untuk itu, aku dan ibumu mengharapkan agar engkau segera beristeri, Sahid. Kawinlah sebelum engkau menggantikan kedudukanku menjadi tumenggung. Katakanlah, gadis mana yang cocok dengan pilihanmu. Nanti akulah yang akan melamarkan untukmu.” Mendengar kata-kata ayahnya itu, merenunglah Raden Sahid. Sebenarnya dia belum memiliki rencana untuk beristeri. Di dalam hati dia menolak suruhan ayahnya untuk beristeri, tetapi akan menolaknya secara terus terang, dia tidak memiliki keberanian, khawatir akan membuat sedih hati ayah dan ibunya. Beberapa saat lamanya Raden Sahid diam saja, dalam kebimbangan. “Mengapa engkau diam saja, Sahid?” kata Tumenggung Wilatikta.“Apakah kau menolah suruhanku?” “Ampun ayahanda,” kata Raden Sahid dengan hormatnya. “Sama sekali saya tidak bermaksud menolak perintah ayahanda.” “Tetapi, mengapa engkau diam saja?” kata Tumenggung Wiltaikta. “Mengapa engkau tidak segera menjawab?”. “Ampun, ayahanda,” kata Raden Sahid. “Soal isteri, hamba tak dapat melaksanakannya dengan segera.”“Jadi engkau menolak perintah ayahmu!” Tumenggung Wilatikta membentak. “Bukan begitu, ayahanda,” kata Raden Sahid. “Sampai saat ini hamba masih dalam taraf menimbang-nimbang, gadis mana yang cocok untuk menjadi menantu ayahanda.” “Baiklah kalau begitu,” kata Tumenggung Wilatikta. “Pertimbangkanlah masak-masak. Dan hati-hatilah kau memilih calon jodohmu.”
Sesudah itu Raden Sahid lalu diperkenankan mundur dari hadapan Sang Tumenggung. Selanjutnya, kepada anak perempuannya, yaitu Rasa Wulan, Tumenggung Wilatikta juga menyuruh agar segera mempersiapkan diri untuk menerima lamaran orang lain. Rasa Wulan tanpa membantah menyanggupi suruhan ayahnya, lalu minta diri mundur dari hadapan ayahandanya.
Malam harinya, Raden Sahid senantiasa gelisah. Sampai larut malam dia tak dapat tidur. Sedih hatinya, mengingat suruhan ayahnya untuk segera beristeri, padahal sama sekali belum punya niat untuk itu. “Aku harus pergi dari sini, untuk menghindari paksaan ayah.” Begitu pikir Raden Sahid. Dengan tekad demikian, maka pada waktu larut malam, ketika seisi ketumenggungan sedang lelap beristirahat (tidur), diam-diam Raden Sahid keluar dari dalam kamarnya, lalu pergi.
Pagi harinya, Rasa Wulan mengetahui bahwa Raden Sahid tidak ada di kamarnya. Dia khawatir, jangan-jangan kakaknya itu minggat. Dengan harap-harap cemas Rasa Wulan mencari kakaknya kemana-mana. Setelah tidak berhasil menemukannya meski sudah mencarinya ke berbagai tempat, maka yakinlah Rasa Wulan, bahwa kakaknya telah meninggalkan rumah. Dia mengetahui alasannya mengapa sang kakak pergi, tidak lain ialah agar terhindar dari paksaan ayahnya untuk beristeri.
“Mengapa dia tidak mengajak aku,” kata Rasa Wulan dalam hati. “Aku juga bermaksud pergi dari sini, supaya terhindar dari paksaan ayah untuk segera bersuami.” Kemudian Rasa Wulan masuk ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian. Setelah itu ia pun pergi menyusul kakaknya.
Malam harinya barulah orang-orang seisi rumah ketumenggungan mengetahui, bahwa Raden Sahid dan Rasa Wulan pergi tanpa sepengetahuan orang tuanya. Mendengar laporan bahwa kedua orang anaknya pergi, terkejutlah Tumenggung Wilatikta. Cepat-cepat ia menyebar bawahannya ke berbagai tempat, namun tidak berhasil menemukan Raden Sahid dan Rasa Wulan. Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun dilakukan pelacakan, tetapi usaha untuk menemukan kedua orang anak Tumenggung Wilatikta itu tidak menemukan hasil.
Bertahun-tahun Raden Sahid mengembara, mengalami pahit dan getirnya penderitaan, serta menghadapi berbagai macam cobaan, sehingga di kemudian hari ia dikenal sebagai seorang wali yang sangat mashur, bernama Kanjeng Sunan Kalijaga.
Adapun Rasa Wulan, di dalam pengembaraannya mencari Raden Sahid, setelah bertahun-tahun tidak berhasil menemukan kakaknya itu, akhirnya dia bertapa di tengah hutan Glagahwangi.Di hutan itu Rasa Wulan bertapa ngidang 1.
Di dalam hutan itu ada sebuah danau bernama Sendhang Beji. Tepat di tepi danau itu tumbuhlah sebatang pohon yang besar dan rindang. Batang pohon itu condong dan menaungi permukaan danau. Pada salah satu cabang yang menjorok ke atas permukaan air danau Sendhang Beji itu, ada orang yang sedang bertapa. Orang itu bernama Syekh Maulana Mahgribi. Pada cabang pohon besar itu, Syekh Maulana Mahgribi bertapa ngalong2.
Pada suatu siang yang cerah, datanglah Rasa Wulan ke Sendhang Beji itu untuk mandi, karena matahari memancarkan sinarnya yang sangat terik. Perlahan-lahan Rasa Wulan menghampiri Sendhang Beji yang airnya jernih dan segar. Sama sekali ia tidak tahu bahwa di atas permukaan air sendhang itu ada seorang laki-laki yang sedang bertapa. Karena mengira tak ada orang lain kecuali dia sendiri di tempat itu, maka dengan tenang dan tanpa malu-malu Rasa Wulan membuka seluruh pakaian penutup tubuhnya. Dalam keadaan telanjang bulat, dengan perlahan-lahan Rasa Wulan berjalan menghampiri danau. Dengan tenangnya dia mandi di Sendhang Beji itu. Kesejukan air danau itu membuat kesegaran yang terasa sangat nyaman pada tubuhnya.
Sementara itu, Syekh Maulana Mahgribi yang sedang bertapa tepat di atas air danau tempat Rasa Wulan mandi, memandang kemolekan tubuh Rasa Wulan dengan penuh pesona. Melihat kecantikan wajah dan kemontokan tubuh Rasa Wulan yang sedang mandi tepat di bawahnya, bangkitlah birahi Syekh Maulana Mahgribi. Meneteslah air mani Syekh Maulana Mahgribi, jatuh tepat pada tempat Rasa Wulan mandi.
Karena peristiwa itu, maka hamillah Rasa Wulan. Rasa Wulan tahu, bahwa orang laki-laki yang bergantungan pada cabang pohon di atas danau itulah yang menyebabkan kehamilannya. “Mengapa kau berbuat demikian?” Rasa Wulan memprotes, dengan menunjuk-nunjuk ke arah Syekh Maulana Mahgribi. “Mengapa engkau menghamiliki?”. Menerima dampratan demikian itu, Syekh Maulana Mahgribi diam saja, seakan-akan sama sekali tidak mendengar apa-apa.“Kamulah yang menghamiliki”, kata Rasa Wulan. “Kamu harus mempertanggung-jawabkan perbuatanmu.” “Mengapa kau menuduhku”, tanya Syekh Maulana Mahgribi.“Lihat! Aku hamil”, kata Rasa Wulan. “Dan kamulah yang menghamili.”“Kamu yakin bahwa aku yang menyebabkan kamu hamil?” tanya Syekh Maulana Mahgribi. “Ya. Aku yakin”, kata Rasa Wulan. “Aku yakin bahwa kamulah yang menyebabkan aku hamil.”
“Mengapa?” tanya Syekh Maulana Mahgribi. “Mengapa aku yang kau tuduh menghamili kamu?” “Di tempat ini tidak ada orang laki-laki lain kecuali kamu,” kata Rasa Wulan. “Maka kamulah yang kutuduh menghamiliku.”
Untuk menghindarkan diri dari tuduhan itu, maka Syekh Maulana Mahgribi lalu mencabut kemaluannya. Kemudian ia menyingkapkan sarungnya dan menunjukkan kepada Rasa Wulan bahwa dia tidak punya kemaluan, berkatalah Syekh Maulana Mahgribi, “Lihatlah, aku bukan laki-laki. Mana mungkin aku menghamilimu.” “Bagaimana pun, aku tetap menuduh bahwa kamulah yang menghamili diriku” kata Rasa Wulan. “Maka kamu harus bertanggung jawab terhadap kehidupan bayi yang kukandung ini.” “Aku harus bertanggung-jawab?” tanya Syekh Maulana Mahgribi. “Ya. Kamu harus bertanggung-jawab,” kata Rasa Wulan. “Kamulah yang harus mengasuh dan memelihara anak ini kelak setelah lahir.”
Syekh Maulana Mahgribi tidak lagi dapat mengelak. Setelah anak yang dikandung oleh Rasa Wulan itu lahir, lalu diserahkan kepada Syekh Maulana Mahgribi. Kandungan Rasa Wulan, yang setelah lahir diserahkan kepada Maulana Mahgribi, diberi nama Kidangtelangkas. Keturunan Kidangtelangkas itu kelak secara turun-temurun menjadi raja di tanah Jawa.
Namun terjadi suatu keajaiban. Kemaluan Syekh Maulana Mahgribi yang dicabut itu berubah wujud menjadi sebilah mata tombak. Tombak yang terjadi dari kemaluan Syekh Maulana Mahgribi itu, akhirnya menjadi “sipat kandel” (senjata andalan) raja-raja Jawa. Tombak itu dinamakan Kanjeng Kyai Plered.
Secara turun-temurun tombak Kanjeng Kyai Plered itu diwariskan kepada raja-raja yang bertahta. Pada waktu Dhanang Sutawijaya berperang tanding melawan Arya Penangsang, Dhanang Sutawijaya dipersenjatai tombak Kyai Plered, dan dengan senjata andalan itu pula Sutawijaa berhasil membunuh Arya Penangsang. Selanjutnya Dhanang Sutawijaya menjadi Raja Mataram, dan Kanjeng Kyai Plered merupakan senjata pusaka kerajaan Mataram. Saat ini tombak Kanjeng Kyai Plered itu menjadi senjata pusaka di Keraton Yogyakarta.
Sumber:Suwondo, Bambang. 1981. Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta.Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
1 “Ngidang” berarti seperti kijang. Tapa ngidang artinya bertapa seperti kijang, hidup bersama-sama kawanan kijang dan mengerjakan apa yang dikerjakan oleh kijang, termasuk makan makanan yang biasa dimakan oleh kijang. 2 Tapa ngalong berarti bertapa seperti kalong, bergantungan pada cabang pohon.
Makalah Analisis Bahasa Ken (Can)
A. Pendahuluan
Variasi bahasa adalah keanekaragaman yang disebabkan oleh faktor tetentu. Ada beberapa variasi bahasa yang kita kenal yakni:
Variasi kronologis
Variasi geografis
Variasi sosial
Variasi fungsional
Variasi gaya/style
Variasi kultural dan
Variasi individual.
Disini saya akan membahas tentang variasi sosial. Variasi sosial adalah variasi yang disebabkan oleh perbedaan sosiologis. Realisasi variasi sosial ini berupa sosiolek. Beberapa macam sosiolek yang kita kenal antara lain sebagai berikut : (a) Akrolek, (b) Basilek, (c) Vulgar, (d) Slang, (e) Kolokial, (f) Jargon, (g) Argot, dan (h) Ken (Cant).
B. Pembahasan
Bahasa Ken (Cant)
Bahasa ken adalah wujud variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat-buat supaya lebih menimbulkan kesan “memelas”. Hal ini tampak pada pemakaian bahasa oleh peminta-minta atau pengemis atau dalam ungkapan the cant of beggar (bahasa pengemis).
Contoh pada kata-kata yang digunakan oleh para pengemis:
a. Nyuwun paring-paring, Den.
Kata-kata tersebut biasa dipakai oleh pengemis di Jawa karena menggunakan bahasa Jawa maksudnya adalah permintaan agar diberi sesuatu oleh orang lain, baik berupa uang, makanan, pakaian dsb. Kata tersebut diungkapkan dengan nada rendah dan lirih sehingga menimbulkan kesan memelas dan menimbulkan rasa iba bagi yang mendengar kata tersebut. Para pengemis memakai bahasa seperti tersebut diatas agar lawan tutur merasa iba dan memberi apa yang diminta oleh petutur, biasanya pengemis meminta uang recehan atau sedikit belas kasihan khalayak untuk menyambung hidupnya.
b. Nyuwun kawelasan, Den
Kata tersebut juga sering digunakan oleh para pengemis atau peminta-minta yang dapat ditafsirkan dengan minta belas kasihan. Bahasa-bahasa yang demikian biasanya diucapkan dengan nada rendah dan memelas, itu adalah ciri-ciri dari bahasa ken. Bertujuan agar lawan tutur merasa iba.
c. “Tolong kasihani saya Mbak, saya belum makan 2 hari.”
Kata-kata tersebut diucapkan oleh seorang bocah di perempatan jalan dengan nada memelas. Kata yang diucapkan oleh bocah itu juga termasuk dalam bahasa ken karena bahasa yang digunakan dibuat-buat agar berkesan memelas. Bahasa ken biasanya digunakan oleh kelompok sosial tertentu pada contoh ini adalah pengemis atau peminta-minta. Bahasa ini bertujuan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan pada contoh ini adalah untuk mendapatkan uang agar bisa digunakan untuk makan karena dia belum makan selama 2 hari.
Saat kita meminta tambahan uang saku pada orang tua kita, ada kalanya kita juga menggunakan bahasa ken. Karena kata-kata yang kita pakai akan berkesan memelas dan merayu, membuat orang tua kita iba kemudian memberi tambahan uang saku. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa ken digunakan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain dengan menunjukkan ekspresi dan nada memelas sehingga lawan tutur merasa iba dan kasian.
Selain menggunakan ungkapan yang memelas bahasa ken juga dapat diungkapkan melalui bahasa tubuh. Misalnya seorang peminta-minta yang berada di perempatan jalan raya. Mereka hanya mendekat kepada pengendara yang sedang berhenti di lampu merah dan menyodorkan kantong plastik atau menengadahkan tangan, dengan wajah yang memelas. tanpa peminta-minta tersebut berbicara pengendara motor sudah memahami bahwa maksud dari isyarat itu adalah peminta-minta itu meminta kerendahan hati pengendara untuk memberinya recehan.
C. Kesimpulan
Bahasa ken (Cant) adalah wujud variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat-buat supaya lebih menimbulkan kesan “memelas”, yang bertujuan atau bermaksud agar lawan tutur merasa kasihan dan iba kemudian memberi apa yang petutur inginkan.
Bahasa ken biasanya dipakai oleh para pengemis atau peminta-minta. Selain itu bahasa tubuh/bahasa isyarat para peminta-minta itu juga merupakan bahasa ken.
Daftar Pustaka
Soeparno.2002.Dasar-dasar Linguistik.Yogyakarta:PT. Tiara Wacana Yogya.
Variasi bahasa adalah keanekaragaman yang disebabkan oleh faktor tetentu. Ada beberapa variasi bahasa yang kita kenal yakni:
Variasi kronologis
Variasi geografis
Variasi sosial
Variasi fungsional
Variasi gaya/style
Variasi kultural dan
Variasi individual.
Disini saya akan membahas tentang variasi sosial. Variasi sosial adalah variasi yang disebabkan oleh perbedaan sosiologis. Realisasi variasi sosial ini berupa sosiolek. Beberapa macam sosiolek yang kita kenal antara lain sebagai berikut : (a) Akrolek, (b) Basilek, (c) Vulgar, (d) Slang, (e) Kolokial, (f) Jargon, (g) Argot, dan (h) Ken (Cant).
B. Pembahasan
Bahasa Ken (Cant)
Bahasa ken adalah wujud variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat-buat supaya lebih menimbulkan kesan “memelas”. Hal ini tampak pada pemakaian bahasa oleh peminta-minta atau pengemis atau dalam ungkapan the cant of beggar (bahasa pengemis).
Contoh pada kata-kata yang digunakan oleh para pengemis:
a. Nyuwun paring-paring, Den.
Kata-kata tersebut biasa dipakai oleh pengemis di Jawa karena menggunakan bahasa Jawa maksudnya adalah permintaan agar diberi sesuatu oleh orang lain, baik berupa uang, makanan, pakaian dsb. Kata tersebut diungkapkan dengan nada rendah dan lirih sehingga menimbulkan kesan memelas dan menimbulkan rasa iba bagi yang mendengar kata tersebut. Para pengemis memakai bahasa seperti tersebut diatas agar lawan tutur merasa iba dan memberi apa yang diminta oleh petutur, biasanya pengemis meminta uang recehan atau sedikit belas kasihan khalayak untuk menyambung hidupnya.
b. Nyuwun kawelasan, Den
Kata tersebut juga sering digunakan oleh para pengemis atau peminta-minta yang dapat ditafsirkan dengan minta belas kasihan. Bahasa-bahasa yang demikian biasanya diucapkan dengan nada rendah dan memelas, itu adalah ciri-ciri dari bahasa ken. Bertujuan agar lawan tutur merasa iba.
c. “Tolong kasihani saya Mbak, saya belum makan 2 hari.”
Kata-kata tersebut diucapkan oleh seorang bocah di perempatan jalan dengan nada memelas. Kata yang diucapkan oleh bocah itu juga termasuk dalam bahasa ken karena bahasa yang digunakan dibuat-buat agar berkesan memelas. Bahasa ken biasanya digunakan oleh kelompok sosial tertentu pada contoh ini adalah pengemis atau peminta-minta. Bahasa ini bertujuan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan pada contoh ini adalah untuk mendapatkan uang agar bisa digunakan untuk makan karena dia belum makan selama 2 hari.
Saat kita meminta tambahan uang saku pada orang tua kita, ada kalanya kita juga menggunakan bahasa ken. Karena kata-kata yang kita pakai akan berkesan memelas dan merayu, membuat orang tua kita iba kemudian memberi tambahan uang saku. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa ken digunakan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain dengan menunjukkan ekspresi dan nada memelas sehingga lawan tutur merasa iba dan kasian.
Selain menggunakan ungkapan yang memelas bahasa ken juga dapat diungkapkan melalui bahasa tubuh. Misalnya seorang peminta-minta yang berada di perempatan jalan raya. Mereka hanya mendekat kepada pengendara yang sedang berhenti di lampu merah dan menyodorkan kantong plastik atau menengadahkan tangan, dengan wajah yang memelas. tanpa peminta-minta tersebut berbicara pengendara motor sudah memahami bahwa maksud dari isyarat itu adalah peminta-minta itu meminta kerendahan hati pengendara untuk memberinya recehan.
C. Kesimpulan
Bahasa ken (Cant) adalah wujud variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat-buat supaya lebih menimbulkan kesan “memelas”, yang bertujuan atau bermaksud agar lawan tutur merasa kasihan dan iba kemudian memberi apa yang petutur inginkan.
Bahasa ken biasanya dipakai oleh para pengemis atau peminta-minta. Selain itu bahasa tubuh/bahasa isyarat para peminta-minta itu juga merupakan bahasa ken.
Daftar Pustaka
Soeparno.2002.Dasar-dasar Linguistik.Yogyakarta:PT. Tiara Wacana Yogya.
firs time
Firs time nge-blog,,
ingin sedikit bercerita,,
Sebenarnya sebelum ini aku sudah mempunyai blog yg berisi tentang semua tugas kuliah ku,, yang tak jauh dari kata "ANALISIS BAHASA". Aku memasukkan semua tugas analisis dalam Blog bukan tanpa tujuan. Tujuan ku adalah agar adik2 tingkat ku bisa terbantu denagn adanya Blog q. Dengan syarat jangan copy-paste tentunya,,hohohohoho..
Tapi aku paham namanya manusia pasti ingin yang instan-instan. So, aku ikhlaskan mereka untuk copy-paste. Mereka dapat nilai bagus, aq juga dapat pahala (pastinya,,) :)
Tapi karena aku tidak pernah up-date lg blog q tersayang,, alhasil aq lupa pasword.. :(
sedih rasanya meninggalkan blog q yang lama, tapi tak apalah,, Aku mulai dengan Blog q yg baru.
Semoga Lebih Bermanfaat,, :)
ingin sedikit bercerita,,
Sebenarnya sebelum ini aku sudah mempunyai blog yg berisi tentang semua tugas kuliah ku,, yang tak jauh dari kata "ANALISIS BAHASA". Aku memasukkan semua tugas analisis dalam Blog bukan tanpa tujuan. Tujuan ku adalah agar adik2 tingkat ku bisa terbantu denagn adanya Blog q. Dengan syarat jangan copy-paste tentunya,,hohohohoho..
Tapi aku paham namanya manusia pasti ingin yang instan-instan. So, aku ikhlaskan mereka untuk copy-paste. Mereka dapat nilai bagus, aq juga dapat pahala (pastinya,,) :)
Tapi karena aku tidak pernah up-date lg blog q tersayang,, alhasil aq lupa pasword.. :(
sedih rasanya meninggalkan blog q yang lama, tapi tak apalah,, Aku mulai dengan Blog q yg baru.
Semoga Lebih Bermanfaat,, :)
Langganan:
Komentar (Atom)